Duck hunt

KUMPULAN MACAM MACAM CERPEN DAN NOVEL dll ,,


category :
fanfic naruto
dongeng anak
cerpen remaja
other

hari ini :3
total hits : 33413
ttttt

KERA DAN BUAYA

Jaman dahulu, ada
seekor kera tinggal
pada sebatang phon
jambu di tepi sebuah
sungai. Selama
musim panas pohon
itu akan penuh
dengan buah jambu
yang masak adn
manis. Kera
memanfaatkannnya
untuk berpesta-pora
dengan senangnya.
Suatu hari seekor
buaya berkeliaran
dekat pohon jambu
itu. Ia melihat sang
kera sedang duduk
pada cabang pohon
itu.
“Hai kera,” kata si
buaya sambil
tersenyum
lebar.”maukah kau
menjatuhkan sedikit
buah jambu? Aku
agak sedikit lapar.”
Kera itu sangat baik
hati. Lalu ia memetik
beberapa tangkai
buah jambu yang
masak dan mains
serta
melemparkannya
pada sang buaya.
“Sedap!” kata si
buaya dengan cepat
melahap semua buah
jambu itu.
“Dapatkah kamu
melemparkan sedikit
lebih banyak lagi?
Aku ingin
membawakannya
untuk istriku di
rumah.”
“Oh, tentu,
kawanku!” kata si
kera sambil
melemparkan
beberapa tangkai
buah jambu lagi pada
sang buaya. “Aku
harap istrimu senang
juga
menikmatinya.”
Musim panas dengan
depat berlalu. Setiap
hari sang buaya
menemui sang kera.
Mereka berdua
menjadi sahabat
yang sangat akrab.
Mereka pasti
menyantap buah
jambu bersama-
sama. BIla saatnya
pulang sang buaya
pasti membawa
bebrapa ikat jambu
untuk istrinya.
Buaya betina
menjadi senang.
Suatu hari buaya
betina
berkata,”Sayangku,
kalau kera itu tiap
hari makan buah
jambu betapa lezat
dagingnya?”
Buaya jantan agak
terkejut.”Teganya
kau berpikiran
seperti itu. Kera itu
adalah kawanku
yang terbaik.”
“Aku tidak
perduli,” kata
buaya betina,”aku
menginginkan daging
kera untuk makan
malamku. Carilah
akal dan bawalah ia
ke sini.”
“Itu tidak
mungkin,” kata
buaya jantan dengan
tegas,” aku tak
tega membunuh
sabahat terbaikku.”
Hari-hari berlalu dan
buaya betina itu
menjadi bertambah
penasaran untuk
menyantap daging
kera. Sementara
buaya jantan tetap
tak mau
mengkhianati
perasahabatannya
dengan kera.
Akhirnya buaya
betina
merencanakan suatu
siasat. Suatu hari,
buaya betina
berbaring dengan
kata tertutup sambil
merintih dengan
keras.
“Apa yang terjadi
dengan dirimu?”
teriak buaya jantan
merasa sangat
cemat.
“Aku merasa
sangat sakit,” rintih
buaya betina,”aku
rasa aku akan segera
mati.”
“Ah jangan!”
teriak buaya!”
jantan;”aku tak
akan membiarkanmu
mati. Beritahu aku,
apa yang dapat aku
lakukan untuk
menyelamatkan
nyawamu?”
“Hanya ada satu
jalan bagimu untuk
menyelamatkan
nyawaku,”jawab
buaya betina.”
“Katakan apa
itu?” tanya buaya
jantan.
“Bila kamu dapat
membawakan hati
kera, aku akan baik
kembali.”
“Tetapi bagaimana
mungkin aku dapat
berbuat demikian?
Kera itu satu-
satunya sahabat
yang aku punyai.
Bagaimana dapat
akumenyakitinya?”
tanya buaya jantan.
“Kalau begitu
biarkan saja aku
mati,” kata buaya
betika sambil
menangis.
“Oh sayangku, aku
jangan kau tinggal
mati,” kata buaya
yang malang
itu.”Sekarang juga
aku akan pergi dan
menjemput kera
itu.”
Seketiak itu juga
nampak wajah
buaya betina berseri-
seri. Sementara
buaya jantan segera
pergi menuju pohon
jambu itu.
“Ahaaa…bakal
kesampaian
keinginanku makan
hati kera,” pikir
buaya betina.
“Wah buaya jantan,
anda diasana
rupanya,” kata si
kera dengan
gembira. “Senang
melihat anda
kembali. Bolehkah
kulemparkan
beberapa tangkai
buah jambu
padamu?”
“Tidak, tidak wahai
kera,” kata buaya
jantan sambil
tersenyum lebar
menunjukkan
barisan gigi-giginya
yang tajam,”Hari ini
kami tak
membutuhkan buah
jambu.”
“Mengapa demikian
wahai buaya jantan?
Apakah kalian hari ini
tidak lapar?”
“Wahai kera, hari ini
istriku
mengundangmu
untuk makan siang
bersama. Ia sangat
berterimakasih
padamu. Lalu hari ini
istriku memasak
makan siang
istimewa
untukmu.”
“Oh, betapa baik
hatinya,” kata si
kera.”AKu akan
sangat senang
menemanimu berdua
makan siang.’
“Ayolah,
melompatlah ke atas
punggungku. Aku
akan cepat-cepat
membawamu ke
rumahku,” kata si
buaya.
“Horeee!” teriak
sang kera sambil
berpegangan kuat-
kuat pada punggung
buaya.
Namun setelah
buaya mencapai
tengah sungai, tiba-
tiba ia mulai
berguling-guling di
air. ” Hentikan itu
wahai sang buaya
jantan.”teriak sang
kera
ketakutan,”aku
akan jatuh bila kamu
tidak
menghentikannya.”
“Iut memang
mauku,” kata sang
buaya,”aku sedang
berusaha
menggulingkanmu
.”
“mengeapa? Aku
kan temanmu.
Mengapa kamu
berusaha
membunuhku?”
tanya si kera dengan
amat terkejut.
“Istriku sakit dan ia
akan sembuh hanya
bila ia menyantap
hatimu,’ jawab
buaya.
“Mengapa tak
bercerita kepadaku
sebelumnya?” kata
kera sambil
tersenyum. “Bila
kamu tadi bercerita
padaku sebelum
meninggalkan pohon
jambu, tentunya
akau akan
membawa serta
hatiku.”
“Maksudmu hatimu
tidak ada
bersamamu
sekarang ini?” kata
buaya jantan.
“Tentu saja
tidak,” kata si kera
sambil menggeleng-
gelangkan
kepalanya. “Aku
tidak pernah
membawa hatiku
kemanapun aku
pergi. Aku akan
selalu
menyembunyikann
ya di lubang pohon
jambu sebelum
meninggalkan
tempat tinggalku itu.
“Itu berarti kit
aharus kembali
mengambil
hatimu,” tanya
buaya yang bodoh itu
mempercayai setiap
kata yang diucapkan
si kera. “Ya!”
jawab si kera, ” ayo
kita kembali dulu
sebelum istrimu
bertambah prah.”
Sang buaya dan si
kera kembali ke
pohon jambu secepat
mungkin. Segera
setelah sampai, si
kera cepat-cepat
melompat dari
punggung buaya dan
memanjat pohon.
“Kamu mengambil
apa kok lam
sekali?” tanya si
buaya,”Sudah
ketemukah
hatimu?”
“Hatiku selamat
bersamamu, engkau
buaya yang bodoh,”
si kera
tertawa,”Pulanglah
dan beritahu istrimu
yang kejam itu untuk
membuang
keinginannya
menyantap hati
seekor kera.”
“Hah!” buaya
penasaran.”Jadi
kau menipuku?”
“Istrimu juga
menipumu, dia hanya
pura-pura sakit
belaka! kau terlalu
menuruti keinginan
istrimu tanpa
mempertimbangkan
persahabatan kita.”
“Oh kera aku
menysal kini…”
“Sudahlah, kau
pulang saja, dunia
kita memang
berbeda.”
“Ma’afkan aku
kera sahabatku, aku
telah
mengecewakanmu.

“Pulanglah
buaya…”

Back to posts
Klik disini!! Ada Ratusan Ribu Pulsa Gratis! j