80s toys - Atari. I still have

KUMPULAN MACAM MACAM CERPEN DAN NOVEL dll ,,


category :
fanfic naruto
dongeng anak
cerpen remaja
other

hari ini :8
total hits : 33432
ttttt

KARNA AKU CINTA KAMU

Yang saat ini aku
rasakan, berada di
bukit tinggi dengan di
hiasai daun-daun
menguning yang
berguguran di sore
hari.Aku terduduk di
tepi sungai yang
didampingi seekor
kucing manis tertidur
di pangkuan ku.Aku
membelai bulu-bulu
halus yang
menyelimuti tubuh
kucing manis
ini.Sunyi,tenang, dan
damai itu semua
yang
kurasakan.Namun di
kejauhan, angin
kencang mendekati
ku.Aku takut, bulu
kuduk ini berdiri dan
kucing manis itu
meloncat dari
pangkuanku.Sema
kin dekat angin itu
dengan ku, semakin
gelap juga
pandanganku
kedepan sana.
“Ohms…ternyata
itu Cuma
mimpi”,Tanpa aku
renungi arti mimpi itu
terlebih dahulu aku
beranjak dari
ranjang menuju kaca
besar yg menempel
di lemari.”Masih
cantik”, denga
PDnya aku berkata
seperti itu.langkah
kaki ini
membimbingku
Keluar kamar dengan
membawa handuk,
sebenarnya aku ingin
lekas mandi namun
badan ini
membawaku
kedapur karena
lapar.”Dik,kemarin
lusa kak Iwan kesini
ngasih boneka ini
buat kamu.Dia juga
bilang semoga cepet
sembuh”setelah
berkata seperti itu
dengan merangkul
boneka berbentuk
hati, Kak Jeje yang
tiba-tiba saja datang
menghampiri lalu
mengelus-elus
rambutku yang
tersusun rapi.Tanpa
ku sadari bahwa
2hari yang lalu aku
pinsan di sekolah dan
baru sekarang aku
sadar bahwa aku
sedang jatuh
sakit.Dengan
ekspresi terkejut
setelah mendengar
kak Jeje berkata
seperti itu, perut ku
mual sekali dan
kepala ini sakit
bagaikan di pukul
balok kayu seberat
4kg.Tangan ini
menggenggam erat,
menangis
kesakitan,dan tak
tau kenapa mata ini
menutup rapat.Hitam
pekat tanpa
penerangan tapi saat
itu masih ku dengar
seseorang
memanggil nama ku
meski samar-samar
di telinga
ini.”adik…”, teriak
kak Jeje dengan
lantang, jarak
2meter dari ku
dengan gugup.
Ku lihat di seberang
sana sesosok gadis
kecil menangis tepat
di atas batu nisan
bertuliskan nama
“Chantika
Dibrina”.Jelas sekali
jantung ini berdegup
kencang, tubuh ku
basah karena
keringat yang
mengalir tidak henti-
hentinya.Aku
bertanya pada diriku
sendiri kenapa nama
ku yang ada di batu
nisan itu?
Serasa tubuh ini
melemas tak
berdaya, namun
semua orang
menghampiri gadis
kecil itu dan
mengelus
punggungnya.Bah
kan, mama dan papa
turut hadir dan
membawa boneka
pemberian Kak
Iwan.Aku mencoba
meraih tubuh mama
dari dekat namun
tidak bisa, ku coba
sekali lagi tetap saja
tidak bisa.Karena
kesal aku berteriak
sekencang mungkin
“Mama, ini
Chaca…”.Terbang
un aku dari sebuah
mimpi buruk yang
membebani otak ini
dengan keadaan
bermandikan
keringat.
Namun,setelah aku
terbangun pelukan
hangat mendarat di
tubuh ku.Mama
memeluk erat tubuh
ini dengan
bercucurkan air
mata.Ku lihat di
sekujur tubuh ku
terpasang selang-
selang kecil yang
berhubungan.”Ma
ma, kepala chaca
sakit”,
rintihku.”Iya
sayang, sabar.Chaca
makan dulu ya,
disuapin mama”,
sambil mengusap air
matanya, mama
mencoba
menenangkan
ku.”gak mau,
ma.Chaca
sebenarnya sakit
apa?kenapa Chaca di
rumah sakit?kata
mama 1 bulan yang
lalu Chaca Cuma
tipes.kenapa kambuh
lagi?” beberapa
pertanyaan terlintas
dari bibir ku.Mama
hanya diam
membisu, sepatah
kata “iya atau
tidak” tidak terucap
hanya tangis yang
menjawab
pertanyaanku.”M
ama kenapa diam?
ayo jawab
Chaca!”.Sekali lagi
mama tidak
menjawab.
Aku Bingung kenapa
semua orang jahat
sekali.Mama, Kak
Jeje bahkan Kak
Iwan sama sekali
tidak mau
memberitahu
kepadaku, apa aku
harus bertanya
kepada Tuhan?
Tuhan Chaca
bingung, kenapa
dengan Chaca?
Apa yang Chaca
rasakan ini akan buat
mereka semua
bersedih?
Dimana Chaca harus
bertanya lagi?
Tunjukan Chaca
Kekuasaa-Mu
Sore ini Kak Iwan
yang menjaga Chaca,
Kak Iwan tampak
perhatian sekali
kepada ku.”Cha,
kakak punya cerita
lucu, mau tau gak?”
Mencoba
menghiburku.”Ap
a?” jawabku
dengan lemas.”Ada
seekor burung
terbang cepat sekali,
siang malam burung
itu tetap saja
terbang bagaikan
angin topan.kamu
tau gak kenapa dia
terbang sekencang
itu?”, Tanya Kak
Iwan.”Gak
kak?”jawab
ku.”Karena, Burung
itu kebelet pipis, dia
nyari toilet
umum,hahahah”,
Gembiranya Kakak
ku ini hingga
membuat ku
tersenyum.Meski
senyumanku ini
bukan karena
leluconnya yang
basih, tapi wajahnya
yangmenggemaskan
itu yang membuatku
tersenyum.”Lucu
kan, Cha?” Ujarnya
lagi.”Eh…iya lucu
kak”, jawabku
terbata-bata,
Padahal sama sekali
tidak ada
lucunya.”Kak, kalau
Chaca sembuh kakak
harus janji mengajak
Chaca bersepeda di
Puncak dan kita
melemparbatu di
sungai seperti dulu
lagi ya?” Pintaku
kepadanya.Tiba-tiba
setetes air mata
jatuh di pipinya, Aku
mengusapnya dan
berkata “Kakak
kenapa?”.”Gak
Cha, kakak senang
sekali Chaca bisa
mengajak kakak
bermain. Kakak janji
sama Chaca kita
akan main lagi,
sekarang Chaca
istirahat ya?”
sambil
menyelimutkan
selimut ketubuhku.
3minggu berlalu,
keadaanku semakin
memburuk hingga
aku tidak sadarkan
diri selama dua
hari.”maaf bu, anak
ibu keadaannya
sangat
memprihatinkan.
sekarang dia
mengalami masa
kritisnya. Kita sama-
sama berdoa saja ,
semoga ada jalan
yang terbaik buat
Chaca” Ujar dokter
yang
menanganiku.Mama
hanya menangis di
samping tubuhku
yang tidak
berdaya.Setelah
1jam yang lalu
dokter meninggalkan
ruanganku, tubuhku
mengejang, detak
jantungku kencang
sekali hingga
membuat mama
panic.Setelah aku
tidak berdaya lagi,
Dokter dan suster
datang
terlambat.Dokter
memastikan denyut
nadi ku yang sudah
berhenti,tiba-tiba
ruangan itu tampak
sungi sekali.”maaf
bu, saya
mengucapkan
banyak-banyak
minta maaf, kami
semua turut berduka
cita”.
Mama, kak Jeje dan
kak Iwan menangis
atas kepergiaan
ku.”Chaca, maafkan
mama.Maafkan
mama yang tidak
memberitahumu.M
ama menyesal,nak.
Chaca Cuma sakit
kepala, bukan kanker
otak.jadi Chaca harus
bangun buat
mama.mama
mohon”, itulah
kalimat terakhir
yang ku dengar di
surga nanti.
2hari kepergianku
berlalu,tidak ku sdari
sebelimnya Kak Iwan
mengabulkan
permintaanku.Kak
Iwan sedang
memejamkan
matanya di bawah
pohon dekat
sungai.Setetes air
matanya jatuh di
pipi, “Cha, kakak
rindu sekali.kakak
inget kalau kakak
masih berutang
sesuatu kepada mu,
kakak gak pernah
mengingkari janji
kakak”.Dia
membuka matanya
dan mencoba
mencari sesuatu
yang tersimpan
disakunya.”Cha, ini
batu akan kakak
lempar di sungai ini
karena dasar doa
dan harapan kakak
ke kamu di
surga.Kamu harus
lihat ini,
Cha”teriaknya.D
engan mengambil
persiapan Kak Iwan
lalu melempar batu
itu sekencang
mungkin.”Chaca, ini
bukti kakak sayang
sama kamu.kakak
begini Karena Aku
Sayang
Kamu”,teriaknya
sekali lagi.
Indah sekali kalimat
terakhir yang di
ucapkan kak Iwan,
Karena rasa sayang
seseorang itu tidak
bisa dibeli dan tidak
gampang
dihancurkan.
SELESAI.b

Back to posts
Klik disini!! Ada Ratusan Ribu Pulsa Gratis! j