Polly po-cket

KUMPULAN MACAM MACAM CERPEN DAN NOVEL dll ,,


category :
fanfic naruto
dongeng anak
cerpen remaja
other

hari ini :4
total hits : 33414
ttttt

TAMAN SYURGA #part 1

Di balik sebuah jalan kehidupan yang terkadang kelam dan terang, kini aku berada di tepian jurang tanpa dasar yang ku sebut dengan sebuah jalan pilihan. Sebuah jalan pilihan dalam hidup yang aku sendiri pun tak tahu akan di mana jalan yang penuh dengan jurang di sisi kanan dan kirinya ini bermuara. Di ruang ini aku terperangkap, terkekang dan terkurung. Di sebuah ruang yang hanya berukuran sekitar 3 x 4 meter inilah aku habiskan hari-hariku tanpa ku tahu sampai kapan aku akan berada di sini. Hanya sinar mentari yang masuk dari sela-sela ventilasi yang menjadi temanku kala pagi menjelang dan hanya cahaya dari sebuah lampu yang menjadi temanku di kala malam tiba. Dan hanya sehelai kain tipis yang ku kenal sebagai selimut inilah yang menjadi penghangat tubuhku di kala udara dingin menghampiri bersamaan dengan jatuhnya hujan yang diiringi oleh suara petir dan kilatan cahaya yang menakutkan. Di kala pagi menjelang, aku selalu takut dengan sesosok makhluk yang selalu menghampiriku. Apa dia malaikat maut? Ku rasa tidak, karena ku percaya jika malaikat maut tak berpakaian serba putih. Lalu, apa dia setan? Sepertinya juga bukan, karena ku percaya jika setan tak menginjak tanah. Tubuhnya memang terlihat tegap, potongan rambutnya cepak seperti tentara, dan dia berpakaian serba putih layaknya para ulama. Mereka selalu menjemputku. Ya, mereka. Dua sosok makhluk dengan gaya dan penampilan yang sama persis selalu menyeretku keluar dari ruangan yang meyiksa batinku ini. Memang, mereka mengeluarkanku dari ruangan yang membuatku terbelenggu, dan untuk itu aku berterimakasih.Tapi, kebebasan yang sedang ku rasakan ini hanya sebentar karena mereka terus menarik dan mendorongku tanpa menghiraukan sedikit pun rontaan dan teriakanku yang bisa menggetarkan gendang telingaku sendiri. Suara memekik yang sanggup menarik urat leherku ini hingga aku merasakan sakit tak digubris sedikit pun. Dengan tenaga yang lebih besar, mereka terus saja memaksaku melewati sebuah lorong dengan pintu-pintu yang tertutup rapat di tiap sisinya hingga aku tiba pada sebuah ruangan. Sebuah ruangan yang sebenarnya jauh lebih luas dan lebar jika dibandingkan dengan ruangan yang baru saja aku tinggalkan. Namun ruangan ini begitu basah, dingin dan menyeramkan bagiku. Kemudian aku dibawa masuk ke dalam. Mereka mulai menarikku dan membuka paksa seluruh pakaian dari tubuhku hingga tak ada sehelai benangpun yang menutupi kulit coklatku ini. Yang tersisa hanyalah celana dalam yang menutupi kemalu*nku. Aku terduduk di atas lantai yang terasa begitu basah dan lembap. Inilah saat-saat di mana aku merasa layaknya seorang tawanan perang. Air yang begitu dingin dan mampu menusuk kulit itu langsung diguyur ke seluruh tubuhku terus menerus. Air itu terasa begitu menusuk kulitku hingga pembuluh darahku pun terasa begitu beku. Jeritanku setiap kali air itu menyentuh kulitku tak mereka hiraukan sedikit pun. Entah kenapa air seperti momok dalam hidupku semenjak aku dimasukan ke dalam lingkungan seperti ini. Lingkungan dengan orang-orang yang selalu menjerit sepertiku. Lingkungan yang dipenuhi dengan orang-orang yang tak lagi bergairah untuk hidup. Sebuah lingkungan yang dikenal dengan sebutan “Panti Rehabilitasi”. Ya, aku adalah mantan seorang pecandu yang baru saja masuk ke lingkungan ini sejak tiga hari yang lalu. Namaku David dan aku berumur 21 tahun. Di sini rasanya begitu menyiksa. Aku seperti berada di neraka, walaupun aku sendiri belum tahu bagaimana bentuk neraka Tuhan yang sebenarnya. Rasanya jika aku bisa memilih, maka aku akan memilih berada di balik jeruji besi daripada aku harus berada di sini. Rasanya di sana tergambar lebih nikmat jika dibandingkan di sini. Aku berbicara seperti ini karena memang sebelumnya aku pernah terkurung di balik jeruji besi. Di sana aku masih bisa bebas mengkonsumsi obat-obatan terlarang yang membuatku seperti ini sekarang, seorang pecandu. Aku pun tak pernah merasakan berada di balik jeruji besi itu lebih dari tiga hari. Aku selalu bebas saat ayahku datang dan memberikan setumpuk kertas yang bergambarkan Pak Presiden dan wakil Presiden pertama Indonesia dengan jumlah yang tak sedikit kepada petugas yang memenjarakanku.Berbeda dengan kondisiku saat ini yang terperangkap di dalam panti rehabilitasi. Aku tak pernah bisa lagi mencicipi obat-obat terlarang itu lagi hingga tubuhku menjadi lemas tak berdaya seperti ini. Jantungku terasa begitu cepat memompa darah yang mengalir ke seluruh tubuhku. Rasanya pembuluh darahku juga begitu beku. Rasanya begitu dingin di dalam tubuh ini hingga membuat tubuhku menggigil dan membuat darah yang mengalir di tubuhku seperti sedang bergejolak. Membuat seluruh tubuhku bergetar dan menggigil dengan sendirinya. Inilah yang membuat tubuhku bahkan tak kuat menerima air yang masuk ke tubuhku melalui pori-pori yang ada di kulitku. next part 2
Back to posts
Klik disini!! Ada Ratusan Ribu Pulsa Gratis! j